Macam-macam laporan keuangan:


1. laporan laba/rugi

2. laporan perubahan modal
3. neraca
Hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan.
Tujuan penyusunannya adalah:
1. Menyelidiki informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai informasi laporan tersebut.
2. Memenuhi kebutuhan para pemakai akuntansi.
3. Menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan ekonominya.
4. Mempertanggungjawabkan atas sumber daya yang dipercayakan.

Manfaat Laporan Keuangan bagi :
1. Perusahaan
Manfaat Laporan Keuangan bagi Perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu :
     a) Manfaat intern:
           -Sebagai pedoman untuk efisiensi di periode berikutnya
           -Untuk mengevaluasi kegiatan usaha yang sedang berjalan maupun
           -Untuk merencanakan kegiatan usaha yang akan datang
           -Sebagai pertanggungjawaban pengelola perusahaan
     b) Manfaat ekstern
           -Untuk mengajukan permohonan kredit ke bank.
           -Untuk pemerintah, menentukan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
           -Untuk investor, menentukan prospek perusahaan dan status keuangan.
2. Bagi para supplier, untuk menjamin kelancaran pembayaran barang.
3. Untuk kreditor, memastikan kemampuan pengembalian pinjaman oleh perusahaan.
4. Untuk para karyawan, mengetahui stabilitas dan profitiabilitas perusahaannya

 Ciri-ciri perusahaan dagang sebagai berikut :
 1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan.
 2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha lainnya.
 3. Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang atau barang dagangan.
 4. Sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
 5. antara barang yang dibeli dan barang yang dijual sama/ tidak ada perubahan
 6. tujuan utamanya mencari laba dengan cara menjual barang dengan harga lebih tinggi dibandingkan harga belinya.
Perusahaan dagang dapat dibedakan menjadi:

a. Pedagang Besar: pedagang yang membeli barang dalam skala besar dan kemudian menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan.

b. pedagang Menengah: Pedagang yang membeli barang dagangan dengan skala yang lebih kecil dari pada pedagang besar.

c. Pedagang Kecil: Pedagang yang membeli barang dagangan dalam skala yang kecil dan menjualnya langsung ke konsumen.
Untuk menentukan nilai persediaan barang dagang menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode FIFO/MPKP, barang yang masuk/dibeli pertama dianggap dikeluar- kan/dijual lebih dulu, sehingga sisa/ persediaan yang ada terdiri dari barang yang masuk/dibeli belakangan. 
2. Metode LIFO/MTKP, barang yang masuk/dibeli terakhir dianggap dikeluar- kan/dijual lebih dulu, sehingga sisa/ persediaan yang tertinggal terdiri dari barang yang ada/dibeli lebih dulu.
3. Metode rata-rata, nilai persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian barang. Ada dua cara menghitung harga rata-rata, yaitu rata-rata sederhana dan rata-rata tertimbang.
  •      Rata-rata sederhana, nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli secara global,
  •      Rata-rata tertimbang, nilai rata-rata ditentukan dari nilai rata-rata per unit.
4. Metode identifikasi khusus, nilai persediaan barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis/mutu barang yang ada.

Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan nilai persediaan barang dagangan menggunakan sistem pencatatan, antara lain sebagai berikut:
1. Metode FIFO (First In First Out) yaitu masuk pertama keluar pertama
2. Metode LIFO (Last In First Out) yaitu masuk terakhir keluar pertama
3. Metode AVERAGE (Rata-rata) 
4. Metode identifikasi khusus.


Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang tunai dari segala sumber penerimaan.

untuk mempermudah pembuatan jurnal tersebut:
1. kolom keterangan
       - nama debitur jika transaksi berupa penerimaan piutang
       - nama perkiraan jika transaksi masuk ke dalam kolom serba-serbi

Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal yag digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
Fungsinya:
1. untuk mnecatat transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas
2. untuk mempermudah pencatatan kedalam jurnal.
untuk transaksi yang sering terjadi dibuatkan kolom sendiri, sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi dicatat kedalam kolom serba-serbi.


Jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan secara kredit

kolomnya:
TANGGAL
NO. FAKTUR
KETERANGAN
SYARAT PEMBAYARAN
JUMLAH





















Untuk mempermudah pencatatan jurnal penjualan yang harus diperhatikan adalah:

1. jika pencatatan akun penjualan barang dagang maka akun yang didebit adalah nama debiturnya/ pembeli
2. apabila penjualan bukan barang dagang maka akan dimasukkan kedalam kolom serba-serbi.
Jurnal pembelian adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang dagang secara kredit.
contoh form untuk jurnal pembelian:

TANGGAL
NO. FAKTUR
KETERANGAN
SYARAT PEMBAYARAN
REF.
JUMLAH

























untuk mempermudah jurnal pembelian:

1. kolom ref. untuk mencatat nomor akun buku besar
2. jika pencatatan akun pembelian barang dagang maka yang didebit diisi nama kreditur

jurnal khusus adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi yang sering terjadi berulang kali.
tujuan jurnal khusus adalah:
1. mengelompokkan transaksi yang sering terjadi
2. mengurangi pekerjaan posting ke buku besar
3. sebagai pengendali intern

macam-macam jurnal khusus:
1. jurnal pembelian
2. jurnal penjualan
3. jurnal pengeluaran kas
4. jurnal penerimaan kas

Siklus akuntansi adalah suatu urutan kejadian dalam kegiatan pencatatan data transaksi keuangan dalam suatu periode tertentu,di mulai dari pencatatan dokumen transaksi ke dalam jurnal atau buku besar (ledger),pengiktisaran kedalam neraca saldo penutupan dan membuka kembali buku besar yang diakhiri dengan laporan keuangan.

Dari table diatas perbedaan antara sistem pencatatan secara fisik dengan sistem pencatatan secara perpectual  antara lain:
  • Transaksi pembelian dalam sistem fisik menggunakan akun pembelian sedangkan sistem perpectual menggunakan akun persediaan barang.
  • Transaksi penjualan dalam sistem fisik hanya menjurnal transaksi penjualan sesuai harga jualnya, sedangkan dalam sistem perpectual disamping menjurnal penjualan juga dijurnal harga pokok dari barang tersebut, dan jumlah persediaan barang yang berkurang.
  • Dalam sistem fisik tidak diketahui berapa laba kotor dari transaksi penjualan, sedangkan dengan sistem perpectual diketahui laba kotor penjualan dengan cara mengurangi harga jual dengan harga pokoknya.
  • Nilai persediaan barang dalam sistem fisik adalah tetap sesuai nilai persediaan awalnya, sedangkan pada sistem perpectual nilainya selalu berubah setiap adanya mutasi barang.
  • Dalam sistem fisik pada akhir periode akuntansi akan dibuat jurnal penyesuaian untuk menutup nilai persediaan awal dan membuka persediaan akhir. Sedangkan pada sistem perpectual tidak perlu ayat penyesuaian (kecuali ada barang hilang atau rusak
  • Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung  operasional. Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.

Perbedaan Metode Fisik dan Perpetual


TRANSAKSI

METODE FISIK

METODE PERPETUAL
Pembelian
Pembelian
            Utang Dagang/Kas
Persediaan barang
            Utang dagang/Kas
Pembayaran Biaya Angkut Pembelian
Beban Angkut Pembelian
            Kas
Persediaan barang dagang
            Kas
Penjualan
Kas/Piutang Dagang
            Penjualan
Kas/Piutang Dagang
            Penjualan 
(Menurut harga Jual)
Harga Pokok Penjualan
           Pers. barang dagang
(Menurut harga pokok)
Retur Pembelian & PH
Utang Dagang/Kas
            Retur Pembelian
Utang dagang/Kas
           Pers. barang dag
Retur Penjualan & PH
Retur Penjualan  
            Kas/Piutang Dagang
Retur Penjualan
           Kas/Piutang 
(Menurut Harga jual)
Pers.barang dagang
            HPP
(Menurut Harga Pokok/perolehan)
Pembayaran utang dalam periode/masa potongan
Utang Dagang
           Potongan Pembelian 
           Kas
Utang Dagang
             Potongan Pembelian 
             Kas
Penerimaan piutang dalam periode/masa potongan
Kas
Potongan Penjualan 
          Piutang Dagang
Kas
Potongan Penjualan 
             Piutang Dagang
Pembayaran biaya angkut penjualan
Beban angkut penjualan
          Kas
Beban angkut penjualan
              Kas
Perhitungan HPP
HPP
Persediaan awal 
Pembelian
Beban angkut pembelian
Retur pembelian & PH
Potongan Pembelian
Pembelian bersih
Barang Siap untuk dijual
Persediaan akhir
HPP
HPP akan dihitung berdasarkan kartu persediaan barang
Penyesuaian Persediaan akhir
Iktisar L/R
           Pers. barang dag  
Pers.barang dag
           Ikhtisar L/R
Tidak perlu penyesuaian kecuali jika terdapat koreksi yang perlu disesuaiakan